Anekdot Campur
Nama : M. Dzaky Farhan
Kelas : X IPA 5
Anekdot Ujian Nasional
Teks Anekdot
Suatu hari di sebuah sekolah negeri, sedang dilaksanakan Ujian Nasional.
Sesuai dengan pemberitaan di media, Ujian Nasional kali ini dijaga ketat oleh
pihak kepolisian dan juga diawasi selain oleh guru pengawas tapi juga dengan
memanfaatkan teknologi CCTV. Melihat hal ini, seorang murid dan temannya pun
iseng bertanya pada polisi yang sedang bertugas, “Pak, untuk apa para polisi
sampai repot-repot menjaga pelaksanaan Ujian Nasional? Memangnya ada teroris
yang berencana mengebom sekolah kami?”, “Atau jangan-jangan ada mafia narkoba
interenasional yang sedang menyamar di sekolah kami?”, ujar si murid. Sang
polisi pun menjawab, “Hahaha, bisa saja kamu. Sebenarnya tujuan utama adanya
polisi disini bukan karena ada teroris atau mafia di sekolah kalian, tapi untuk
mencegah perbuatan curang selama pelaksanaan Ujian Nasional”. “Memangnya kenapa
kalau kami berbuat curang? Emang bakalan masuk penjara?”, tanya si murid. Sang
polisi pun kembali menjawab, “Tentu saja, segala tindakan yang melanggar hukum
dalam bentuk sekecil apapun akan ditindak dengan tegas. Tetapi mungkin untuk
tindakan kecurangan semacam itu tidak akan sampai dipenjara bertahun-tahun. Yah
bagaimanapun tindak kecurangan itu harus diatasi sejak dini. Jika tidak
nantinya akan tumbuh menjadi tindakan kriminal yang lebih besar. Seperti korupsi, misalnya”. “Wah kalau begitu
daripada mengawasi kami yang belum tentu berbuat curang, kenapa bapak tidak
mengawasi para pejabat yang sudah pasti berbuat curang? Seperti korupsi,
misalnya...”, ujar si murid disertai gelak tawa sahabatnya. Mereka pun kembali
ke kelasnya meninggalkan sang polisi yang terdiam karena jawaban si murid.
Konversi
Anekdot
Di sebuah sekolah negeri sedang dilaksanakan Ujian Nasional yang dijaga
oleh kepolisian. Terjadi percakapan antara dua orang murid dengan seorang
polisi yang sedang bertugas.
Murid 1 : Pak, untuk apa para polisi sampai repot-repot menjaga
pelaksanaan Ujian Nasional?
Memangnya ada teroris yang
berencana mengebom sekolah kami?
Murid 2 : Atau jangan-jangan ada mafia narkoba
interenasional yang sedang menyamar di sekolah
kami?
Murid 1 : Hahahaha!
Polisi : Bisa saja kalian. Sebenarnya tujuan
utama adanya polisi disini bukan karena ada teroris
atau mafia di sekolah kalian, tapi
untuk mencegah perbuatan curang selama pelaksanaan
Ujian Nasional.
Murid 2 : Emangnya kenapa kalau kami curang? Emang
bakalan masuk penjara?
Polisi : Tentu saja, segala tindakan yang
melanggar hukum dalam bentuk sekecil apapun akan
ditindak dengan tegas. Tetapi
mungkin untuk tindakan kecurangan semacam itu tidak akan
sampai dipenjara bertahun-tahun.
Yah bagaimanapun tindak kecurangan itu harus diatasi
sejak dini.
Jika tidak nantinya akan tumbuh
menjadi tindakan kriminal yang lebih besar.
Seperti korupsi, misalnya.
Murid 1 : Wah
kalau begitu daripada mengawasi kami yang belum tentu berbuat curang, kenapa
bapak tidak mengawasi para pejabat
yang sudah pasti berbuat curang? Seperti korupsi,
misalnya...
Murid 2 : Hahahaha! Benar juga!
Polisi : ...
Kedua murid itu
pun berlalu meninggalkan sang polisi yang terdiam setelah mendengar ucapan
mereka.
Karikatur Anekdot

Sumber : Mice Cartoon, Harian
Rakyat Merdeka 2012
KONVERSI
Puisi
“DAMAI”
Ayo kita berdamai...
Kita saling jaga
perdamaian
Orang bilang damai itu
indah
Eh tapi jangan salah..
Damai itu...
Kata orang damai itu
tentram
Kata orang damai itu
bersahabat
Tetapi... Zaman telah
berubah
Namun kini damai itu
adalah...
Dua puluh ribu rupiah
Tetapi...
Seiring pertumbuhan
ekonomi
Harga “ damai “ bertambah
Menjadi Lima puluh ribu
rupiah
Oh lucunya di negeri ini
Hukuman bisa dibeli
Jalan pintas sangatlah
mudah
Oh sadarlah wahai para
rakyat
Kapankah negeri ini akan
berubah
Jika uang adalah
segalanya...
Nama : Muhammad Mara Ikhsan
Kelas : X IPA 5
ANEKDOT
Disuatu ketika terdapat sebuah
keluarga peternak kerbau. Sang ayah bernama Sujiwo dan sang ibu bernama
Juminten, sementara sang anak bernama Tedjo. Di pagi hari yang cerah Sujiwo
ingin berangkat ke kandang kerbau untuk mengawini kerbau wanita dengan kerbau
jantan.
Sujiwo : Ten, aku mau ngawini kebo jantan
dengan betina yo.
Juminten : Yo pak, hati – hati dijalan yo.
Sesaat setelah
Sujiwo pergi, sang anak Tedjo pulang
sehabis bermain dan segera menonton TV, tepatnya siaran berita pagi. Baru
beberapa menit ia menonton, ia tiba – tiba menangis. Sang ibu pun kaget.
Juminten : Jo, ono opo to?
Tedjo : Iki bu, liat TV sekarang!
Sang ibu pun
segera menonton TV
Juminten :Astaghfirullah, Tedjo cepat jemput Bapak
mu. Jangan sampai terlambat jo!
Tedjo : Yo buu!
Tedjo
dengan tergesa-gesa sambil menangis menemui ayahnya.
Sujiwo : Ono opo to kamu menangis? Ceritakan
karo bapak.
Tedjo : Pak, jangan kumpulin kebo lagi
pak. Bapak nanti masuk penjara pak. Jangan to pak.(sambil menangis). Terus pak,
kita juga akan miskin lagi pak, ndak punya kerjaan setelah ini.
Sujiwo : Bapak orak ngartos nak. Ono opo to,
yang jelas kalau bicara.
Tedjo : Gini pak, tadi aku menonton TV,
aku lihat kalau DPR sedang membuat rancangan undang – undang KUHP tentang
larangan kumpul kebo pak. Kita kan bakal masuk penjara kalau gitu. Terus kita
jadi miskin karena gak punya kerjaan.
Sujiwo : Nak,nak. Kumpul kebo itu bukan
ngumpulin kebo to nak. Itu maksudnya lain. Siapa yang memberi tahu kamu?
Tedjo : Ooo, ibu pak.
Sujiwo : Ya Allah bu, bu. Udah tua kok orak
nyambung nyambung otaknya. Ya Allah.
Hikmah
:
1. Pembuatan
KUHP larangan kumpul kebo oleh DPR. Seharusnya, DPR membuat hukum yang lebih
bermanfaat untuk masyarakat.
2. Tingkat
kecerdasan masyarakat Indonesia yang masih rendah.
Nama : Muhammad Mara Ikhsan
Kelas : X IPA 5
ANEKDOT
Disuatu ketika, terdapat seorang guru
mengaji yang sangat tegas dan disiplin akan agama. Biasa disapa mbah Lan. Ia
memiliki seorang murid yang bernama Tedjo. Tedjo merupakan murid Mbah Lan yang
paling fasih dalam mengaji. Disuatu sore, saat jadwal mengaji, Tedjo datang ke
masjid untuk menemui Mbah Lan.
Tedjo : Assalamualaikum Mbah!
Mbah Lan : Wa’alaikumsalam. Oh Tedjo, masuk nak.
Ayo mengaji.
Tedjo : Orak ah Mbah. Aku takut masuk.
Mbah Lan
langsung kebingungan dengan pernyataan Tedjo.
Mbah Lan : Takut ono opo? Aku kan ndak nesu karo
kamu. Ono opo to?
Tedjo : Bukan itu Mbah. Aku orak takut
sama itu Mbah. Aku takut, takut dosa.
Mbah Lan
seketika terkejut, dan memaksa Tedjo untuk masuk.
Mbah Lan :
Wes-wes, masuk jo. Ndak apa – apa kok, mana mungkin berdosa, sementara kamu mau
memuji Allah.
Tedjo :
Yo Mbah.
Tedjo pun segera masuk dan membuka
Al-Qur’an untuk segera membacanya.
Mbah Lan :
Ayo, cepat baca. Jangan salah ya makhrojtulnya.
Tedjo hanya terdiam dan melihatkan wajah
kebingungan sambil diiringi rasa takut.
Tedjo : Aku takut Mbah. Takut dosa kalau
membacanya.
Mbah Lan :
Opo! Opo maksudnya iki? Jangan kurang ajar sama Allah ya Tedjo!
Mbah Lan pun semakin Geram dengan
tingkah Tedjo yang aneh.
Tedjo :
Itu yang aku takuti Mbah. Aku takut
kurang ajar sama Allah. Aku takut dosa karena itu.
Mbah Lan :
Maksudmu?
Tedjo :
Aku kemarin melihat di TV, kalau pengadaan Al-qur’an sekarang dikorupsi juga.
Aku takut dosa kalau membaca Al – Qur’an hasil korupsi.
Mbah Lan :
hahahahahahaha, itu to. Ndak, Ndak apa – apa kok. Yang berdosa itu bukan yang
membaca Qur’an korupsi. Tapi yang berdosa itu yang mengkorupsikan dana untuk Al
Qur’an. Mereka itu yang nanti disiksa di akhirat.
Tedjo :
Ooooo, gitu ya Mbah. Ya sudah, ayo kita langsung baca.
Mbah Lan :
Masyallah, Tedjo. Kamu ini lucu ya. Baiklah, tafadol.

KONVERSI
ANEKDOT
KETIKA
TUHAN TAK LAGI MENJADI TUHAN
Karya:
Muhammad Mara Ikhsan
Suara – suara-Mu
yang abadi telah dikotori
Ketika
nasihat-Mu telah diabaikan menjadi sebuah omong kosong
Ketika
peringatan-Mu telah menjadi gertakan tak berarti
Oh Tuhan, apa
yang terjadi
Ayat-Mu
didustakan,dikotori,dihinakan
Hanya demi
sececer uang tak berarti
Yang takkan
menolong mereka saat menghadap-Mu
Kata orang,
mereka alim
Kata
orang,mereka bersih
Kata orang,
mereka tanpa dosa
Tetapi
sesungguhnya, mereka hanya pencuri ayat-ayat-Mu
Ya Tuhan, kitab
pemberian-Mu,amanah dan kasih sayangMu tak dirisau lagi
Ratusan,ribuan
bahkan jutaan kitab hasil curian disebar kepada manusia tak berdosa
Dan mereka hanya
tertawa, karena uang yang mereka miliki
Tuhan, ampuni
mereka yang tak menganggap Mu lagi sebagai Tuhan
Ampuni kami yang
telah membaca kitab curian itu
Semoga
dikemudian hari, tidak ada lagi orang seperti mereka
Amin……………….
Tugas Bahasa Indonesia
Mengarang Teks Anekdot

Nahla Tetrimulya
X IPA 5
SMAN 3 Bandung
Seperti
Pejabat
(Cerita)
Pagi hari sebelum pelajaran dimulai di Sekolah Menengah Atas
Pelita, Ibu Guru Indah memberikan nasihat kepada seluruh kelas mengenai masa
depan. "Kalian ini harus belajar dengan giat ya, biar nanti pas gede bisa
jadi kayak pejabat, dokter, insinyur... Ya pokoknya sukses lah!" katanya.
"Amiiin." jawab murid-muridnya serentak.
Satu jam kemudian, Ibu Indah sedang memberi
penjelasan mengenai kingdom Plantae saat ia melihat Doni, salah satu muridnya,
yang tertidur lelap di mejanya. Lalu ia berjalan menghampiri meja Doni yang
berada di pojokan kelas dan menanyainya dengan nada yang tegas dan keras
"Doni, kenapa kamu tidur?!". Doni pun langsung terbangun. "Lho,
bukannya Ibu yang mau kami agar seperti para pejabat?" dijawab olehnya,
dengan mata yang masih tersayu-sayu.
Ibu Indah hanya dapat menggelengkan kepala dan
tersenyum seraya murid-murid lainnya tertawa mendengar jawaban Doni. Ia berkata
“Doni, yang diambil sifat yang baik-baik saja ya!” dan kelas pun kembali
belajar biologi dengan suasana kondusif.
Seperti
Pejabat
(Dialog)
[Ibu Indah
sedang menasihati satu kelas]
Ibu Indah: Kalian ini harus belajar dengan
giat ya, biar nanti pas gede bisa jadi kayak pejabat, dokter, insinyur... Ya pokoknya
sukses lah!
Murid: Amiiin.
[Satu jam
kemudian]
[Doni
tertidur]
Ibu Indah: Doni, kenapa kamu tidur?!
Doni: Lho, bukannya Ibu yang mau kami agar
seperti para pejabat?
[Murid-murid
tertawa]
Ibu Indah: Doni, yang diambil sifat yang
baik-baik saja ya!
Seperti
Pejabat

TUGAS MANDIRI BAHASA
INDONESIA
TEKS ANEKDOT

DISUSUN OLEH:
RAHIMAH NUR HANIFAH
X IPA 5
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 3
BANDUNG
2014
JAM DAN KORUPSI
Di depan gerbang surga, banyak
manusia yang mengantri untuk diadili oleh tuhan. Sambil mengantri,manusia yang
baru pertama kali ke depan gerbang surga itu pun takjub, melihat di tembok
gerbang surga terdapat jam dan label Negara-negara di dunia.
Tapi ada yang aneh dari jam tersebut,
setiap Negara mempunyai kecepatan putaran yang berbeda dengan jam Negara
lainnya. Melihat hal yang unik itu,salah seorang dari mereka bertanya.
Orang Filipina :
“wahai malaikat, mengapa kecepatan putaran jam di setiap Negara berbeda?”
Malaikat :
“oh kecepatan putaran itu berdasarkan tingkat korupsi Negara anda, semakin
cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di Negara anda”
Orang Filipina :
“ooohhh… (sambil berbisik ke yang lain) emang bener kata orang, si Estrada
korupnya gila-gilaan. Tuh jam jadi bukti”
Orang Thailand :
“wah sialan! Ternyata si somchai wongsawat juga korupsi pantes negara gue
miskin!!”
Orang Singapore :
“hahahahhaa.. jam negara gue slow banget tuh, kebukti negara gue bersih dari
yang namanya korupsi, hahaha”
Orang Indonesia :
“(melihat sekeliling, tidak menemukan jam negaranya. Lalu dia pun bertanya)
wahai malaikat kenapa jam negara saya tidak ada?”
Malaikat :
“maaf, anda dari negara mana?”
Orang Indonesia :
“Indonesia”
Malaikat :
“sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini. Coba lihat kesana, jam
negara anda kami pakai sebagai kipas angin.”
JAM DAN KORUPSI
Ketika
manusia tengah menunggu
Menunggu tuk
diadili tuhan
Terdengar
suara detikan jarum jam
Terlihat
deretan jam yang tergantung
Jarum jam
yang berputar tanpa henti
Membuat
orang bertanya-tanya
Ada apakah
gerangan?
Sang
malaikat menjawab
Lamanya
jarum jam berputar
Lamanya
detikan terdengar
Sebanyak
uang yang dimakan koruptor
Sebanyak
rakyat yang diterlantarkan
Sebanyak
penderitaan rakyat yang diabaikan

Nama : Rifki Ryandra Wijaya
Kelas : X IPA 5
ANEKDOT PELAYANAN PUBLIK
Pada
suatu hari ada seorang Ibu dan anaknya yang hendak pulang ke rumah. Mereka sehabis dari pasar membeli keperluan
bulanan. Berjalan kaki di senja hari merupakan keputusan yang mereka pilih
untuk kembali ke rumah. Saat itu jalanan sedang sepi dan tidak banyak kendaraan
yang lewat.
Tiba-tiba
ada seorang pemuda yang menaiki motor secara ugal-ugalan terdengar dari
kejauhan. Pemuda ini menyerempet si Ibu hingga kakinya terjebur ke selokan.
Pemuda tersebut memarahi si Ibu.
“ Hey Bu hati-hati dong kalau jalan! Motor ini
mahal sekali, kalian tidak mungkin bisa mengganti motor sebagus ini!”
Ibu tersebut hendak memarahi kembali pemuda
tersebut. Namun si anak menenangkan Ibunya dan berkata pada pemuda tersebut.
“ Maafkan kami, kami tidak melihat kamu datang
dari belakang. Motor kamu bagus sekali, cobalah belok di tikungan, di sana
banyak orang-orang yang bisa kau pamerkan motor sekeren ini”
Si
Ibu menatap anaknya dengan geram. Dia heran mengapa anaknya malah memuji dan
membiarkan pemuda yang telah menyerempet dirinya. Sebelum ibunya sempat berkata
apa-apa, pemuda tersebut telah melaju dengan cepat. Sang anak tersenyum dan
berkata pada ibunya.
“Tenang Bu, di tikungan tersebut sebenarnya ada
lubang jalan sedalam 30 cm, hasil dari layanan publik pemerintah haha! Ternyata
kelalaian pemerintah dapat bermanfaat juga ya”
Mereka
berdua tertawa dan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Benar saja, terdengar
suara motor terjatuh dan pemuda tersebut tercemplung ke selokan hingga basah
kuyup. Pemuda tersebut tidak memperhatikan lubang ketika sedang mengendarai
motor secara ugal-ugalan
KONVERSI ANEKDOT PELAYANAN PUBLIK
PUISI
“Jeritan Jalan Rakyat”
Oleh Rifki Ryandra Wijaya
Jalan,
Engkaulah
yang menyatukan kami semua
Dari jarak
yang memisahkan ruang dan waktu
Engkau rela
diinjak-injak oleh ribuan orang
Engkau rela
dilindas oleh ribuan kendaraan
Jauh
bukanlah suatu halangan
Anak dapat
bertemu Ibunya
Murid dapat
bertemu Gurunya
Rakyat
dapat bertemu pemimpinnya
Dan hati
dapat bertemu jodohnya
Namun
begitu naas nasibmu
Tubuhmu
dipenuhi oleh ribuan lubang
Akibat
kurangnya pemimpin yang peduli
Pada
pelayanan publik di negeri ini
Bahaya pun
datang mengancam rakyat
Jeritan dan
isak tangis terdengar di atasmu
Anak tidak
dapat bertemu Ibunya
Murid tidak
dapat bertemu Gurunya
Rakyat
tidak dapat bertemu pemimpinnya
Dan hati
tidak dapat bertemu jodohnya

Oleh Rifki
Ryandra Wijaya
TEKS ANEKDOT
Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Salma Sabyla
X IPA 5
SMAN 3 Bandung
·
Contoh Teks Anekdot
Pada suatu hari, seorang anak
akan pergi ke rumah neneknya. Ia pergi bersama ayah dan ibunya. Siang itu cuaca
panas, matahari pun berada tepat di atas kepala. Perjalanan si anak terasa
panjang karena melewati beberapa lampu lalu lintas yang waktu tunggu pada saat
berhenti di lampu merahnya tidak sebentar.
Saat berhenti di salah satu lampu
merah, anak tersebut kehausan. Ia merengek minta minum pada ibunya.
Anak : “Bu, aku
haus, bu.. Aku ingin minum..”
Ibu : “Wah, minuman yang di depan sudah
habis nak. Ibu juga lupa membawa minuman dari rumah. Coba lihat di jok
belakang, ada minuman atau tidak?”
Anak
itu menurut lalu melihat ke jok paling belakang. Tapi setelahnya, anak itu
menggelengkan kepalanya dengan kecewa.
Anak : ”Tidak ada,
bu..”
Ibu :
“Bagaimana ini.. warung juga tidak ada yang dekat..”
Ayah : “Ibu ini,
tenang saja bu,”
Ibu :
“Bagaimana bisa tenang? Anak kita kasihan, tuh!”
Ayah : “Ya tenang saja lah, kan ada pedagang
asongan”
Ibu : “Lah, ayah, kan mereka sudah dilarang
untuk berjualan di lampu merah.”
Ayah : “Siapa bilang? Tuh lihat saja, masih
banyak yang berjualan, kan? Tidak hanya minuman, bu, Ibu butuh apa lagi?
Tabloid, mainan untuk anak, koran, bahkan hiasan mobil pun ada. Jadi tidak
perlu khawatir lagi”
Ayahnya benar, tak lama lama
kemudian datang beberapa pedagang asongan yang menjajakkan berbagai barang,
termasuk minuman pada mobil mereka. Sang ibu kebingungan pada awalnya, lalu
menatap ayahnya dan tersenyum geli.
·
Konversi Anekdot
Pedagang Asongan

Di bawah teriknya siang
Dari mobil satu ke mobil lainnya
Dari lampu merah satu ke lampu merah lainnya
Barang jualan menggantung di leher
Atau dibawa dengan tangan kosong
Berteriak menembus udara
Seakan menantang sepi
Menyebutkan barang bawaan
Yang penting ada pembeli yang memanggil
Senandung terus dikumandangkan
Entah itu bacaan
Atau mainan
Atau rokok
Atau makanan ringan
Sepanjang perjalanan
Sepanjang panasnya siang
Hingga menjelang malam
·
Karikatur
TEKS
ANEKDOT, PUISI, DAN KARIKATUR
Kenaikan
Harga Bbm

Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas
Mata
pelajaran Bahasa Indonesia dari Bapak
Drs H. Abdul Rochman
Nama : Silvia Septiane
Kelas : X IPA 5
Absen : 31
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 3
BANDUNG
2014
A.
TEKS ANEKDOT
Rakyat
Miskin Berkurang
Suatu pagi ketika Indah
dan Anton sedang menonton sebuah berita pagi di televisi Bahwa Pemerintah telah
mengumumkan bahwa telah terjadi kenaikan harga bbm di Indonesia. Kenaikan Bbm ini bertujuan agar mengurangi kemiskinan rakyat
Indonesia begitulah yang pemerintah katakan.
“Wah makin hari makin
ada ada aja pemerintah kita ini menaikan Bbm seenak perut saja, mereka ” Indah
berkata. “Yah mungkin mereka pikir ada alasan tertentu kali” Anton menimpal. “
Alasan saja! Pasti ini keinginan mereka agar uang untuk perut mereka semakin
banyak!Apa mereka tak pernah kenyang?!Lagipula apa mereka tidak memikirkan
rakyat kecil apa?” Indah pun semakin Emosi “ Entahlah, tapi mereka bilang bahwa
kenaikan ini kan agar dapat mengurangi kemisikinan rakyat Indonesia” seru
Anton. “ Apanya yang mengurangi ini semua semakin membuat rakyat Indonesia
menderita dengan keserakahan mereka!” seru indah yang tidak bisa menerima
begitu saja. “ Ah mungkin saja ini memang akan mengurangi jumlah rakyat miskin
karena naiknya Bbm mebuat rakyat misikin tidak menjadi naik bus!” Seru Anton
Bercanda. “ Lalu apa hubunganya?” Seru Indah kebingungan “ iya karena mereka
Tidak bisa naik bus akhirnya mereka pun jalan kaki dan ketika di tengah jalan
rakyat misikin pun tertabrak metro mini yang kejar setoran akibat bbm naik jadi
setorannya juga naik, dan akhirnya rakyat miskin itu pun meninggal dan jumlah
rakyat miskin pun berkurang” Seru Anton dengan nada bercanda “Ah Kamu ini ada
ada saja Ton!” Seru Indah ikut tertawa.
B. KONVERSI
PUISI
MEREKA
Mereka Datang . . .
Dengan Sebuah Berita …
Menggemparkan Rakyat
Indonesia . . .
Mereka Berkata . . .
Ini Semua Demi Rakyat .
. .
Agar Kesejahteraan
Indonesia . . .
Mereka Berjanji . . .
Takan Ada kemiskinan
lagi . . .
Bahwa Hanya Ada
Kemakmuran . . .
Mereka Tak Berfikir . .
.
Bahwa Jerit Tangis, Tak
terima
Bagaimana Rakyat
Indonesia Sesungguhnya . . .
