Background

Anekdot Pejabat

Hubungan Pejabat Indonesia dengan Penjara
            Di suatu pagi yang cerah, seorang siswa SMP sedang membaca koran sembari iya menunggu jemputan yang akan mengantarkannya ke sekolah. Dia membaca sebuah surat kabar yang terbit setiap hari, dan surat kabar tersebut merupakan surat kabar yang sangat terkenal di kotanya. Tidak seperti biasanya, dia tiba-tiba asyik sekali dengan berita politik. Padahal biasanya dia hanya mengampil bagian olahraganya saja dan langsung menyingkirkan sisa koran yang lainnya.
            Kebetulan di hari yang cerah tersebut koran itu menerbitkan berita tentang kasus korupsi yang dilakukan pejabat di kalangan Pemerintah Provinsi Banten. Yah, betul sekali, dia sedang membaca berita tentang kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh Ratu Atut Choisyiah dan adiknya Tubagus Hari Wardana.
            Di dalam berita tersebut dijelaskan dengan gamblang dan sangan terperinci tentang kasus korupsi yang diduga dilakukan kedua kakak beradik tersebut. Mungkin tidak perlu dijelaskan kembali, pasti kita semua sudah tahu beritanya. Dan dalam berita tersebut disebutkan harta harta yang ditindak lanjuti dan disita oleh KPK karena diduga merupakan harta hasil proses korupsi yang dilakukan kakak beradik tersebut. Terbilang terdapat 2 buah pulau, ya sekali lagi, pulau! Lalu ada puluhan mobil-mobil sangat mewah yang dimiliki oleh adik Ratu Atut. Dan pula banyak lagi harta-harta kekayaan yang sedang diselidiki oleh KPK.
            Akhirnya, sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga, sebaik-baiknya menyimpan bangkai akan tercium pula bau busuknya dan itu terjadi pada kakak beradik ini. Akhirnya mereka ditahan  dan dipenjara.
            Siswa SMP ini kemudian berpikir, berita ini adalah hanya salah satu contoh kebobrokan di Indonesia ini. Lalu dia pun mulai membanding-bandingkan antara pejabat pejabat masa kini yang gila dengan harta, tahta, wanita dan pejabat-pejabat Indonesia pada masa lalu yang sederhana dan penuh semangat hingga mengantarkan Indonesia ke depan pintu kemerdekaan. Dalam lamunannya ini, siswa SMP tersebut dikagetkan dengan celotehan sang adik yang masih duduk di kelas 5 SD. Adiknya penasasan terhadap apa yang kakaknya pikirkan lalu dia bertanya kepada kakaknya. Kakaknya pun dengan senang hati menjelaskannya.
            Lalu setelah sang kakak menjelaskan bagaimana pejabat pejabat masa lalu yang dengan semangat dan pantang menyerah, dan pula menjelaskan pejabat masa kini yang sangat kita tahu perilakunya. kepada sang adik tiba-tiba dia berkata “Ooh iya juga ya, ohiya kak berarti sama-sama ada hubungan dong antara pejabat sekarang sama dulu” kata sang adik. Lalu sang kakak bertanya “Emang apaan?”. “Kalo zaman dulu masuk penjara dulu baru jadi pejabat negara, lah kalo sekarang jadi pejabat dulu baru masuk penjara”



Pejabat Oh Pejabat
Dulu memang benar
Kau terlihat begitu benar
Nyata adanya, nyata manfaatnya
Nyata kehadirannya, nyata pula kegunaannya

Zaman berganti zaman
Waktu berganti waktu
Dahulu perjuanganmu sangatlah terlihat
Sampai penjara menjadi rumah kedua bagimu


Ditangkap dan diasingkan bukanlah masalah
Tetapi, negara yang tak kunjung merdeka merupakan masalah
Keluar dari PBB bukanlah masalah
Tetapi dilecehkan negara lain merupakan pangkal masalah

Waktu sang proklamator sudah habis
Begitupula dengan bapak pembangunan
Sinar cahaya sang jenius pesawat pun mulai ditinggalkan
Dan sekarang merupakan zamanmu, reformasi


Reformasi
Sebuah kata sejuta harapan
Harapan menjadi lebih baik
Harapan menjadi lebih dewasa

Dengan pejabat baru yang lebih terpelajar ijazahnya
Begitupula dengan hatinya
Indonesia digenggam ditangannya
Dan harapan bangsa dijunjung di dadanya, katanya


Yah katanya, hanya kata-kata itu yang menemaninya setiap kampanye
Sumpah serapah yang mengotori mulut dan hatinya

Tetapi pada akhirnya, di masa jabatannya
Tak ada satupun yang berubah karenanya
Sang petani masih susah mengolah sawahnya
Sang pedagang pula masih susah menjual dagangannya

Sementara dia, makin bertambah rumahnya
Mobilnya
Uangnya
Dan bisajadi pula, pulaunya




Tapi untung saja ada Tuhan
Tuhan tahu apa yang dibutuhkan hambanya
Tuhan pula Maha Adil
Memberikan pelajaran berharga bagi para pejabat nakal

Ya, benar, penjara
Lebih baik dicuci di dunia kan Pak, daripada di akhirat




Categories: Share

Leave a Reply